By: Maudy Fitria
Pelajaran
yang selalu kita cari adalah pelajaran setelah terjadinya masalah, kadang kita
tidak mau menyalahkan diri karena masalah ini menimpa, seakan ini adalah
masalah orang lain yang terbawa-bawa ke kita, atau ini murni kesalahan orang
yang seharusnya tak ada campur tangan kita.
Masa
hibernasi panjang mungkin harus dilalui oleh mahluk tuhan yang bernama aku,
masa yang dilalui untuk itu cukup panjang, air mata penyesalan,kesal, setress
mesti dia lewatkan apalagi tak ada satu
orang pun yang mau mengerti saat keadaan dia sekarang, bahkan orang yang
dicintainya pun seakan jauh pergi entah kemana.
Hidupnya
diambang keputusasaan, setiap hari ia menangis dan menangisi semua masalahnya entah
apa yang mesti ia katakan lagi, hidup seakan berpihak tak adil padanya tenaga
dan keringat yang terkuras habis seperti tiada harganya sama sekali.
Perjalanan
yang ia tempuh sangat panjang, bahkan dia tak menganggap orang di sekelilingnya
itu ada, dia mulai tutup mata dan telinga, hatinya sudah muak dengan ketiadanya
perasaan yang dimiliki oleh banyak saudaranya disisinya, dia akan berusaha
menjadi orang jahat jika menjadi orang baik sudah dianggap paling bodoh.
Tak
tanggung tanggung kenekadan nya ini memang sudah menutup mata batinnya karena
kekesalan terhadap dunia pana ini, dia akan berusaha menjadi manusia terjahat
dimuka bumi ini dan dengan bangganya akan ia pamerkan.
Saat
disitulah keputihan hatinya sudah pudar dengan noda hitam yang terus menumpuk
akibat dari putusasanya hingga dia hilang arah, dia berjalan seperti tanpa
kaki, merangkak, dia seperti mengambil sebuah dahan ranting yang kering dan
kecil di sela-sela tumpukan jerami yang mungkin sekeras apapun usahanya tak
akan berarti apa-apa.
Tak
ayal Dia sering menyalahkan dirinya kenapa dia mesti terlahir di dunia ini dengan keadaan
yang memperihatinkan dengan berbagai masalah dan banyak nya orang yang membenci
dan memfitnahnya, seakan berbuat baik sudah tak dihargai dimata mereka hingga
pada akhirnya aku menjadi orang jahat.
Disana
segala sesuatu berawal dari niat, Saat itu aksinya mulai dia lakukan, dia
melakukan penipuan dengan modus penjualan barang elektronik dengan kridit sangat
murah, dan dengan keahlian berbicara nya akhirnya banyak korban terkecoh dengan
penawaran nya hingga banyak di iming-imingi akan dapat bonus jika terus
berinvestasi padanya hingga kian hari kian banyak nya orang yang tergiur atas
tawaran nya dan tak sedikit terkumpulah
juga uang di sakunya.
Banyak
dari mereka tidak menyadari bahwa wajah lugunya adalah seorang penipu,
senyumnya yang lembut membuat siapa saja melihatnya besimpati padanya, dengan
karismatiknya dengan kata-katanya dan pasti mampu meyakinkan semua orang.
Setelah
dirasa cukup banyak nya korban yang terperangkap dengan penipuan nya akhirnya
dia membuang kartu handpone nya dan menggantinya dengan yang baru hingga diapun
pergi jauh ke luar kota dengan uang hasil menipunya. Namun uang disakunya itu
tak bertahan lama hanya beberapa hari untuk menyukupi kebutuhan makan nya dan
pada akhirnya akalnya buntu untuk menjemput rejeki dengan halal, hingga pada
akhirnya dia melakukan aksi pencopetan di sebuah terminal tak jauh dari
kontrakan nya.
Kali
ini mangsanya adalah seorang ibu parubaya dengan kalung emas dilehernya yang bercahaya
menghiasi matanya untuk segera berada ditangan, dia mencari 1001 cara untuk
bisa merebut perhiasan wanita itu dengan tidak menggunakan kekerasan dengan
kekuatan bicaranya dia mampu mengambil hati seorang ibu itu untuk ikut duduk
sambil menunggu bis yang akan lewat, namun nafsunya begitu besar tangan aku
seakan sudah sangat gatal hingga tanpa pikir panjang diapun langsung merebut
dengan paksa di leher ibu itu namun sayang kalungnya terlalu kuat di leher ibu
itu jadi saat ketika di cabut malah aku yang terpental balik lagi.
Mengetahui
bahwa ibu itu sedang dalam bahaya seketika itu ia berteriak “ jambreeeettttttt”
semua orang seperti sudah tau bahwa aku akan di keroyoki banyak masa karena
aksinya yang gagal, larinya yang lemah tak mampu menghentikan kejaran amuk masa
hingga pada akhirnya satu persatu pukulan melayang ketubuhnya yang mungil
hingga tak memberinya kesempatan untuk melawan.
Saat
sudah tak ada lagi kesempatan hingga pada akhirnya ia berbaring tak berdaya
dengan berlumuran darah, namun polisi segera datang meredakan amukan masa yang
semakin menjadi hingga segera diamankan oleh aparat.
Sepertinya
aku sudah tak mampu untuk hidup, wajahnya yang babak belur pun sepertinya tak
akan pulih lagi adapun sembuh dia akan
cacat seumur hidupnya dan saat berbaring di ruang UGD dia dirawat seadanya
dianggap tak ada bahkan dalam kesakitan nya pun tak ada yang setidaknya
meredakan luka yang membuat sekujurtubuhnya sakit.
Dunia
serasa kiamat baginya karena adapun dia sembuh dari lukanya ia harus berada di
jeruji besi menebus semua kesalahan yang tidak jadi ia perbuat, hingga akhirnya
masuk bui, di dalam penjara yang dingin dia hanya menangisi semua yang ia
lakukan dengan luka yang masih belum sepenuhnya sembuh seakan menambah sakit
yang ia deritanya, ia hanya bisa menangis sekali lagi ia menangis bukan karena
menyesal jadi orang baik tapi menyesal karena telah berbuat jahat.
“
menyesali perbuatan tak akan menyembuhkan langsung lukamu, bukan di sesali tapi
di taubati dan sudah jangan di lakukan lagi” terdengar suara dari seorang
lelaki yang berambut gondrong di belakangnya.
“
aku sudah lelah menyesal, aku hanya kesal” jawab aku
“
hahaha.. “ tertawanya membuat semua orang yang di dalam sel terbangun saking
kencangnya.
“
lelah menyesal? Bagus, berati kamu tipe
orang yang wajah tanpa dosa ya..?”
Aku
hanya memandangi pria itu dengan sinisnya..
“
aku melihat dari raut wajahmu yang pernah merasakan menjadi orang baik, dan
sangat baik namun ternyata cobaan menjadi orang baik membuatmu lelah, hingga
akhirnya kamu menjadi orang jahat dan ternyata cobaan menjadi orang jahat lebih
beratnya, dan disanalah kebodohan kamu miliki, tak pernah menyadari bahwa
sama-sama itu pilihan kenapa kamu memilih masuk jurang di banding berlindung
dulu ke atas pohon.”
“ jika semua orang bodoh di seluruh muka bumi
ini masuk sel seperti mu, pasti penjara penuh dan sesak tidak seperti sekarang
yang Cuma ada dua orang disini” dia berkata dengan tertawa
“Jadi orang baik hanya membuang waktu dan air
mata buatku , setiap kali harus mengalah
dan bersabar padahal di sakiti, setiap kali harus berbuat baik pada orang yang
berusaha menjahati, setiap kali harus berbagi padahal tak sedikitpun di beri,
biarkan aku menjadi orang jahat yang berbuat semauku aku sudah muak dengan
semua janjinya yang tak kunjung datang padaku” jawab aku dengan nada kesal
“
hahaha.. pilihan kamu tepat nak, tepat sekali “
Si
aku terdiam bingung
“
ke..kenapa anda katakan ini pilihan tepat? Bukan kah tadi anda bilang bahwa perbuatanku
sangat bodoh “
“
iya benar, sangat tepat untuk kebodohan kamu. Hahaha”
Aku
kesal dengan sikap lelaki gondrong itu dan tanpa pikir panjang dia langsung
mencekiknya.
“
kau tidak percaya bahwa aku ini orang jahat ?? Aku bisa saja membunuh mu saat
ini juga, karena perkataan mu itu.”
“
heh.. kau boleh membunuhku tapi jawab pertanyaanku sekarang, jika kau bisa
menjawabnya aku bersedia jadi orang pertama yang kau bunuh namun jika kau tak
sanggup menjawabnya kau yang harus aku bunuh”
Perlahan
Aku melepaskan cekikan nya
“
apa yang ingin kau tanyakan ?”
Dia
hanya tersenyum
“Berapa
nikmat yang kau dapat dari kecil hingga hari ini dari Tuhan mu ?”
“
tidak ada sama sekali, jika ada mungkin aku tidak akan babak belur dan masuk
penjara lalu bertemu dengan orang menyebalakan sepertimu, bahkan aku tidak
percaya dia ada”
“
sampai kapan kau hidup di dunia ini?”
“
aku tidak tau sampai kapan, tapi akan aku pergunakan waktuku sebaik mungkin”
“
untuk apa?”
“untuk
aku membunuhmu, sesegera mungkin lalu aku kabur dari penjara ini”
Tiba-tiba
“grekkk”
“
aaaaarrrrrrggggggghhhhhhhhhhhhhhh telingaku, apa yang kau lakukan “ dengan
berlumuran darah aku menahan nya
“
aku rasa karena ketika kau tidak percaya
bahwa DIA tak memberi mu nikmat apa-apa, juga ketika kau bilang tidak percaya
bahwa adanya Dia, mungkin aku bisa bebas menggunting telingamu atau organ
tubuhmu yang lain, karena kamu sudah bukan miliknya, ketika Dia sudah susah
payah membentuk rupamu yang bagus tapi dengan khianatnya kamu tidak mau
mengakuinya bahkan mensyukurinya, dan sangat pantas jika satu persatu, matamu,
hidungmu lalu bibirmu aku tusuk dengan gunting ini”
“
kau tidak bisa melakukan ketidakadilan ini” sambil menahan sakit
“
bukankah kau bilang hidup ini tidak adil?”
“
aku tau tapi kau curang bukankah jika aku..’
Greeekkkk”
gunting itu melayang ketelinga kanan nya
“aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaarrrrrggggggg,
telingaku hahhh … tidak…”
“
kau sudah tak mampu menjawab pertanyaanku yang pertama dan bahkan yang ke dua
pun kau mungkin tak akan bisa ketika aku Tanya kapan kau mati, bibirmu seakan
terkunci, kau meski tau anak muda aku berada disini karena terfitnah dari orang
yang paling dzalim menurutku, dan rasa sakit di telingamu yang aku gunting ini
tak sebanding dengan rasa sakitku yang harus kehilangan semua anggota keluargaku
dan akhirnya aku masuk diruangan sempit ini dan bertemu orang bodoh sepertimu”
“
jika masih ada hari esok aku akan terus pergunakan hari ini dengan baik, karena
Tuhan ku dan Tuhanmu tidak mengenal dia orang baik atau jahat dia orang pintar
atau bodoh, dia juga tidak mengenal dia seorang ulama atau penjahat, ajal akan
tetap datang menghampiri, dan ingat siksa neraka lebih dari yang kau derita
sekarang.. bayangkan 1000x lipat di dunia perihnya dan sakitnya, bahkan darah
ini kau akan minum tiap hari karena siksaan nya yang begitu pedih, kau mesti
paham, jika masih ada kesempatan untuk kau berbuat baik berbuat baiklah karena
dia maha pengampun,” dengan nada tinggi
“Cobaan
yang kau alami itu ibaratkan kau akan berpindah dari kelas pecundang ke kelas
pahlawan dengan syarat mesti di uji dahulu satu persatu supaya imanmu kokoh, ragamu kuat dan akalmu
cerdas, kau lihat seorang petinju dia terlatih untuk di pukuli bukan untuk
memukul bukan karena tega seorang pelatihnya melakukan itu, tapi karena lewat pukulan itulah dia akan
terbiasa dan akan semakin kuat menghadapi pukulan-pukalan yang siap
menghampiri, termasuk kau cobaan yang dulu membuatmu menyerah adalah karena kau
tidak melihat tujuan akhirnya hingga kau menyerah di tengah jalan.”
Aku
menagis tersedu-sedu sambil memegang telinganya yang terus mengucurkan darahnya
“
untuk menjadi jahat pun tetap Allah uji kenapa kau tidak memilih menjadi baik
dengan ujian nya yang bisa membuatmu dewasa dan menaaiki level lebih baik,
untuk menuju syurganya. Lihatlah.. darah
dari telinga inilah yang menjadi saksi buatmu syurga atau neraka yang kau
pilih, hidup ini pilihan maka pilihlah yang Allah senangi bukan yang kau
senangi.”
Tangisan
nya makin menjadi hingga airmatanya bersatu dengan darah segarnya, dia bersujud
didepan lelaki gondrong itu.
“tolong
biarkan aku memohon ampun padanya, benar aku sangat bodoh, aku amat bodoh
kenapa aku tidak menyadari jika aku mati saat orang memukuliku mungkin sakitnya
setimpal, didunia dan diakhirat namun aku tidak mensyukurinya tuntun saya
kembali pak, saya ingin masuk islam lagi, islam yang kaffah, bukan yang
main-main aku menyesal dan aku bertaubat mohon ampun ya Allah”
“Tidak
ada yang lebih indah di bandingkan taubatnya seorang hamba bahkan rasa
senangnya Allah itu melebihi orang yang telah menemukan kenadaraan nya yang
telah lama hilang.”
Sejatinya
masalah adalah air panas yang mengubah wortel menjadi lembek dan mengubah telur
menjadi padat atau mengubah kopi menjadi harum, dia adalah garam dalam masakan
yang hambar dia adalah lauk pauk diatas nasi putih hangat karena dialah
pelangkap hidup dunia, karena Allah tidak akan menguji hambanya melebihi batas
kemampuan , berarti saat kita di uji saat itulah kita mampu melewatinya karena
masalah besar tak lebih besar dari dunia ini karena kita punya Allah maha
besar.