Rabu, 18 Februari 2015

Jangan berhenti berbuat kebaikan



By: Maudy Fitria
Pelajaran yang selalu kita cari adalah pelajaran setelah terjadinya masalah, kadang kita tidak mau menyalahkan diri karena masalah ini menimpa, seakan ini adalah masalah orang lain yang terbawa-bawa ke kita, atau ini murni kesalahan orang yang seharusnya tak ada campur tangan kita.

Masa hibernasi panjang mungkin harus dilalui oleh mahluk tuhan yang bernama aku, masa yang dilalui untuk itu cukup panjang, air mata penyesalan,kesal, setress mesti dia lewatkan  apalagi tak ada satu orang pun yang mau mengerti saat keadaan dia sekarang, bahkan orang yang dicintainya pun seakan jauh pergi entah kemana.

Hidupnya diambang keputusasaan, setiap hari ia menangis dan menangisi semua masalahnya entah apa yang mesti ia katakan lagi, hidup seakan berpihak tak adil padanya tenaga dan keringat yang terkuras habis seperti tiada harganya sama sekali.

Perjalanan yang ia tempuh sangat panjang, bahkan dia tak menganggap orang di sekelilingnya itu ada, dia mulai tutup mata dan telinga, hatinya sudah muak dengan ketiadanya perasaan yang dimiliki oleh banyak saudaranya disisinya, dia akan berusaha menjadi orang jahat jika menjadi orang baik sudah dianggap paling bodoh. 

Tak tanggung tanggung kenekadan nya ini memang sudah menutup mata batinnya karena kekesalan terhadap dunia pana ini, dia akan berusaha menjadi manusia terjahat dimuka bumi ini dan dengan bangganya akan ia pamerkan.

Saat disitulah keputihan hatinya sudah pudar dengan noda hitam yang terus menumpuk akibat dari putusasanya hingga dia hilang arah, dia berjalan seperti tanpa kaki, merangkak, dia seperti mengambil sebuah dahan ranting yang kering dan kecil di sela-sela tumpukan jerami yang mungkin sekeras apapun usahanya tak akan berarti apa-apa.

Tak ayal Dia sering menyalahkan dirinya kenapa dia  mesti terlahir di dunia ini dengan keadaan yang memperihatinkan dengan berbagai masalah dan banyak nya orang yang membenci dan memfitnahnya, seakan berbuat baik sudah tak dihargai dimata mereka hingga pada akhirnya aku menjadi orang jahat.

Disana segala sesuatu berawal dari niat, Saat itu aksinya mulai dia lakukan, dia melakukan penipuan dengan modus penjualan barang elektronik dengan kridit sangat murah, dan dengan keahlian berbicara nya akhirnya banyak korban terkecoh dengan penawaran nya hingga banyak di iming-imingi akan dapat bonus jika terus berinvestasi padanya hingga kian hari kian banyak nya orang yang tergiur atas tawaran nya dan tak sedikit  terkumpulah juga uang di sakunya. 

Banyak dari mereka tidak menyadari bahwa wajah lugunya adalah seorang penipu, senyumnya yang lembut membuat siapa saja melihatnya besimpati padanya, dengan karismatiknya dengan kata-katanya dan pasti mampu meyakinkan semua orang.

Setelah dirasa cukup banyak nya korban yang terperangkap dengan penipuan nya akhirnya dia membuang kartu handpone nya dan menggantinya dengan yang baru hingga diapun pergi jauh ke luar kota dengan uang hasil menipunya. Namun uang disakunya itu tak bertahan lama hanya beberapa hari untuk menyukupi kebutuhan makan nya dan pada akhirnya akalnya buntu untuk menjemput rejeki dengan halal, hingga pada akhirnya dia melakukan aksi pencopetan di sebuah terminal tak jauh dari kontrakan nya.

Kali ini mangsanya adalah seorang ibu parubaya  dengan kalung emas dilehernya yang bercahaya menghiasi matanya untuk segera berada ditangan, dia mencari 1001 cara untuk bisa merebut perhiasan wanita itu dengan tidak menggunakan kekerasan dengan kekuatan bicaranya dia mampu mengambil hati seorang ibu itu untuk ikut duduk sambil menunggu bis yang akan lewat, namun nafsunya begitu besar tangan aku seakan sudah sangat gatal hingga tanpa pikir panjang diapun langsung merebut dengan paksa di leher ibu itu namun sayang kalungnya terlalu kuat di leher ibu itu jadi saat ketika di cabut malah aku yang terpental balik lagi.

Mengetahui bahwa ibu itu sedang dalam bahaya seketika itu ia berteriak “ jambreeeettttttt” semua orang seperti sudah tau bahwa aku akan di keroyoki banyak masa karena aksinya yang gagal, larinya yang lemah tak mampu menghentikan kejaran amuk masa hingga pada akhirnya satu persatu pukulan melayang ketubuhnya yang mungil hingga tak memberinya kesempatan untuk melawan.

Saat sudah tak ada lagi kesempatan hingga pada akhirnya ia berbaring tak berdaya dengan berlumuran darah, namun polisi segera datang meredakan amukan masa yang semakin menjadi hingga segera diamankan oleh aparat.

Sepertinya aku sudah tak mampu untuk hidup, wajahnya yang babak belur pun sepertinya tak akan pulih lagi  adapun sembuh dia akan cacat seumur hidupnya dan saat berbaring di ruang UGD dia dirawat seadanya dianggap tak ada bahkan dalam kesakitan nya pun tak ada yang setidaknya meredakan luka yang membuat sekujurtubuhnya sakit.

Dunia serasa kiamat baginya karena adapun dia sembuh dari lukanya ia harus berada di jeruji besi menebus semua kesalahan yang tidak jadi ia perbuat, hingga akhirnya masuk bui, di dalam penjara yang dingin dia hanya menangisi semua yang ia lakukan dengan luka yang masih belum sepenuhnya sembuh seakan menambah sakit yang ia deritanya, ia hanya bisa menangis sekali lagi ia menangis bukan karena menyesal jadi orang baik tapi menyesal karena telah berbuat jahat.

“ menyesali perbuatan tak akan menyembuhkan langsung lukamu, bukan di sesali tapi di taubati dan sudah jangan di lakukan lagi” terdengar suara dari seorang lelaki yang berambut gondrong di belakangnya.
 “ aku sudah lelah menyesal, aku hanya kesal” jawab aku
 “ hahaha.. “ tertawanya membuat semua orang yang di dalam sel terbangun saking kencangnya.
“ lelah menyesal?  Bagus, berati kamu tipe orang yang wajah tanpa dosa ya..?”
Aku hanya memandangi pria itu dengan sinisnya..
“ aku melihat dari raut wajahmu yang pernah merasakan menjadi orang baik, dan sangat baik namun ternyata cobaan menjadi orang baik membuatmu lelah, hingga akhirnya kamu menjadi orang jahat dan ternyata cobaan menjadi orang jahat lebih beratnya, dan disanalah kebodohan kamu miliki, tak pernah menyadari bahwa sama-sama itu pilihan kenapa kamu memilih masuk jurang di banding berlindung dulu ke atas pohon.”
 “ jika semua orang bodoh di seluruh muka bumi ini masuk sel seperti mu, pasti penjara penuh dan sesak tidak seperti sekarang yang Cuma ada dua orang disini” dia berkata dengan tertawa
  “Jadi orang baik hanya membuang waktu dan air mata buatku , setiap kali  harus mengalah dan bersabar padahal di sakiti, setiap kali harus berbuat baik pada orang yang berusaha menjahati, setiap kali harus berbagi padahal tak sedikitpun di beri, biarkan aku menjadi orang jahat yang berbuat semauku aku sudah muak dengan semua janjinya yang tak kunjung datang padaku” jawab aku dengan nada kesal
“ hahaha.. pilihan kamu tepat nak, tepat sekali “
Si aku terdiam bingung
“ ke..kenapa anda katakan ini pilihan tepat? Bukan kah tadi anda bilang bahwa perbuatanku sangat bodoh “
“ iya benar, sangat tepat untuk kebodohan kamu. Hahaha”
Aku kesal dengan sikap lelaki gondrong itu dan tanpa pikir panjang dia langsung mencekiknya.
“ kau tidak percaya bahwa aku ini orang jahat ?? Aku bisa saja membunuh mu saat ini juga, karena perkataan mu itu.”
“ heh.. kau boleh membunuhku tapi jawab pertanyaanku sekarang, jika kau bisa menjawabnya aku bersedia jadi orang pertama yang kau bunuh namun jika kau tak sanggup menjawabnya kau yang harus aku bunuh”
Perlahan Aku melepaskan cekikan nya
“ apa yang ingin kau tanyakan ?”
Dia hanya tersenyum
“Berapa nikmat yang kau dapat dari kecil hingga hari ini dari Tuhan mu ?”
“ tidak ada sama sekali, jika ada mungkin aku tidak akan babak belur dan masuk penjara lalu bertemu dengan orang menyebalakan sepertimu, bahkan aku tidak percaya dia ada”
“ sampai kapan kau hidup di dunia ini?”
“ aku tidak tau sampai kapan, tapi akan aku pergunakan waktuku sebaik mungkin”
“ untuk apa?”
“untuk aku membunuhmu, sesegera mungkin lalu aku kabur dari penjara ini”
Tiba-tiba
“grekkk”
“ aaaaarrrrrrggggggghhhhhhhhhhhhhhh telingaku, apa yang kau lakukan “ dengan berlumuran darah aku menahan nya
“ aku rasa karena ketika  kau tidak percaya bahwa DIA tak memberi mu nikmat apa-apa, juga ketika kau bilang tidak percaya bahwa adanya Dia, mungkin aku bisa bebas menggunting telingamu atau organ tubuhmu yang lain, karena kamu sudah bukan miliknya, ketika Dia sudah susah payah membentuk rupamu yang bagus tapi dengan khianatnya kamu tidak mau mengakuinya bahkan mensyukurinya, dan sangat pantas jika satu persatu, matamu, hidungmu lalu bibirmu aku tusuk dengan gunting ini”
“ kau tidak bisa melakukan ketidakadilan ini” sambil menahan sakit
“ bukankah kau bilang hidup ini tidak adil?”
“ aku tau tapi kau curang bukankah jika aku..’
Greeekkkk” gunting itu melayang ketelinga kanan nya
“aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaarrrrrggggggg, telingaku hahhh … tidak…”
“ kau sudah tak mampu menjawab pertanyaanku yang pertama dan bahkan yang ke dua pun kau mungkin tak akan bisa ketika aku Tanya kapan kau mati, bibirmu seakan terkunci, kau meski tau anak muda aku berada disini karena terfitnah dari orang yang paling dzalim menurutku, dan rasa sakit di telingamu yang aku gunting ini tak sebanding dengan rasa sakitku yang harus kehilangan semua anggota keluargaku dan akhirnya aku masuk diruangan sempit ini dan bertemu orang bodoh sepertimu”
“ jika masih ada hari esok aku akan terus pergunakan hari ini dengan baik, karena Tuhan ku dan Tuhanmu tidak mengenal dia orang baik atau jahat dia orang pintar atau bodoh, dia juga tidak mengenal dia seorang ulama atau penjahat, ajal akan tetap datang menghampiri, dan ingat siksa neraka lebih dari yang kau derita sekarang.. bayangkan 1000x lipat di dunia perihnya dan sakitnya, bahkan darah ini kau akan minum tiap hari karena siksaan nya yang begitu pedih, kau mesti paham, jika masih ada kesempatan untuk kau berbuat baik berbuat baiklah karena dia maha pengampun,” dengan nada tinggi

“Cobaan yang kau alami itu ibaratkan kau akan berpindah dari kelas pecundang ke kelas pahlawan dengan syarat mesti di uji dahulu satu persatu  supaya imanmu kokoh, ragamu kuat dan akalmu cerdas, kau lihat seorang petinju dia terlatih untuk di pukuli bukan untuk memukul bukan karena tega seorang pelatihnya melakukan itu,  tapi karena lewat pukulan itulah dia akan terbiasa dan akan semakin kuat menghadapi pukulan-pukalan yang siap menghampiri, termasuk kau cobaan yang dulu membuatmu menyerah adalah karena kau tidak melihat tujuan akhirnya hingga kau menyerah di tengah jalan.”

Aku menagis tersedu-sedu sambil memegang telinganya yang terus mengucurkan darahnya
“ untuk menjadi jahat pun tetap Allah uji kenapa kau tidak memilih menjadi baik dengan ujian nya yang bisa membuatmu dewasa dan menaaiki level lebih baik, untuk menuju syurganya.  Lihatlah.. darah dari telinga inilah yang menjadi saksi buatmu syurga atau neraka yang kau pilih, hidup ini pilihan maka pilihlah yang Allah senangi bukan yang kau senangi.”
Tangisan nya makin menjadi hingga airmatanya bersatu dengan darah segarnya, dia bersujud didepan lelaki gondrong itu.

“tolong biarkan aku memohon ampun padanya, benar aku sangat bodoh, aku amat bodoh kenapa aku tidak menyadari jika aku mati saat orang memukuliku mungkin sakitnya setimpal, didunia dan diakhirat namun aku tidak mensyukurinya tuntun saya kembali pak, saya ingin masuk islam lagi, islam yang kaffah, bukan yang main-main aku menyesal dan aku bertaubat mohon ampun ya Allah”


“Tidak ada yang lebih indah di bandingkan taubatnya seorang hamba bahkan rasa senangnya Allah itu melebihi orang yang telah menemukan kenadaraan nya yang telah lama hilang.”
Sejatinya masalah adalah air panas yang mengubah wortel menjadi lembek dan mengubah telur menjadi padat atau mengubah kopi menjadi harum, dia adalah garam dalam masakan yang hambar dia adalah lauk pauk diatas nasi putih hangat karena dialah pelangkap hidup dunia, karena Allah tidak akan menguji hambanya melebihi batas kemampuan , berarti saat kita di uji saat itulah kita mampu melewatinya karena masalah besar tak lebih besar dari dunia ini karena kita punya Allah maha besar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar